SISTEM INFORMASI IMUNISASI
PENTINGNYA SISTEM INFORMASI IMUNISASI di INDONESIA
1. Sistem Informasi Imunisasi
a.
Pengertian Sistem Informasi
Imunisasi
Sistem informasi imunisasi adalah database yang
terkomputerisasi, berdasarkan populasi, dan sangat rahasia, yang mencatat semua
dosis vaksin yang diberikan oleh penyedia layanan kepada seseorang sesuai
dengan wilayah tempat tinggalnya. Di
pelayanan klinik, sistem informasi imunisasi dapat menyediakan riwayat
imunisasi sehingga dapat memberikan imunisasi yang tepat. Di tingkat
masyarakat, sistem informasi imunisasi menyediakan data imunisasi yang dapat
digunakan sebagai pengawasan dan operasional program dan dapat membantu kerja
kesehatan masyarakat dalam meningkatkan cakupan imunisasi dan menurunkan
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
b.
Keuntungan Sistem Informasi
Imunisasi
-
Bagi orang tua :
meyakinkan orang tua bahwa anak mendapatkan imunisasi yang tepat, terdapat
pengingat jika akan mendekati jadwal imunisasi, terdapat peringatan jika jadwal
imunisasi terlewat, tetap dapat melakukan imunisasi sesuai jadwal jika keluarga
pindah ke pelayanan kesehatan lain, mencegah imunisasi yang tidak diperlukan
atau adanya duplikasi, terdapat salinan riwayat imunisasi yang akurat dan resmi
bagi perseorangan, penitipan anak, atau sekolah
-
Bagi masyarakat :
mengontrol penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, mengidentifikasi
seseorang yang tidak diimunisasi, mencegah kejadian luar biasa
-
Bagi pelayanan
kesehatan : mencatat imunisasi dari semua penyedia pelayanan kedalam satu
catatan saja, menyediakan riwayat imunisasi yang akurat, menyediakan jadwal
imunisasi yang tepat beserta pengingat dan peringatan, memfasilitasi pengenalan
vaksinasi baru atau perubahan jadwal imunisasi.
c.
Stakeholder Sistem Informasi
Imunisasi
-
Dokter
-
Perencana kesehatan
-
Konsumen
-
Agensi kesehatan
masyarakat (lokal, nasional)
-
Organisasi profesional
-
Sekolah dan
penitipan anak
d.
Elemen Pengaturan
Sistem Informasi Imunisasi
Sistem informasi
imunisasi diatur oleh :
-
Pedoman imunisasi
(di Indonesia misalnya Pedoman Imunisasi IDAI)
-
Peraturan
pemerintah untuk menyediakan data kepada sistem informasi imunisasi
-
Keinginan penyedia
layanan untuk menyumbangkan data, jika tidak bertentangan dengan hukum atau
peraturan
-
Populasi target
-
Kebijakan yang
berdasarkan hokum
e.
Penyedia layanan
Sistem informasi imunisasi dioperasionalkan oleh organisasi non
profit atau agensi kesehatan masyarakat, yang dilindungi oleh pemerintah atau
bisa juga berasal dari organisasi non profit yang independen. Sistem informasi
imunisasi merupakan pusat data repository yang dikelola oleh organisasi program
sistem informasi imunisasi, namun bisa diakses oleh semua tempat pelayanan
kesehatan pada wilayah tertentu.
f.
Komponen Sistem Informasi
Imunisasi
Komponen sistem informasi imunisasi terdiri dari sistem
registrasi rumah sakit, server registrasi berdasarkan web, dan sistem
pengingat, peringatan dan jadwal mendatang. Pengingat merupakan informasi
vaksinasi yang seharusnya diberikan saat ini, biasanya ditujukan kepada
pelayanan kesehatan. Pengingat merupakan informasi vaksinasi yang pada waktu
lampau seharusnya sudah diberikan tetapi sampai sekarang belum diberikan,
ditujukan kepada pelayanan kesehatan, orang tua/pengasuh, atau keduanya. Jadwal
mendatang merupakan informasi vaksinasi yang akan diberikan pada waktu
mendatang, ditujukan baik itu untuk orang tua/pengasuh maupun pelayanan
kesehatan.
g.
Identifikasi Pasien
Identitas pasien harus dapat diubah ketika catatan imunisasi pasien
disimpan, ataupun diperbarui. Pencatatan pasien dilakukan saat pasien datang
dengan menggunakan sistem interface yang dihubungkan pada sistem informasi
imunisasi atau HL7 (Health Level Seven). Kemampuan HL7 antara lain adalah
menerima pesan perbaruan pasien dengan format VXU, ADT dan DFT, merespon pesan
catatan imunisasi dengan format VXQ, mampu mengirim pesan ke sistem informasi
imunisasi eksternal dengan format VXQ, dan mengirimkan perbaruan catatan
imunisasi ke sistem informasi imunisasi eksternal atau catatan medis elektronik
dengan format VXU.
Database didasarkan
pada data demografi pasien (nama, tanggal lahir, jenis kelamin, dll), pelacakan
lokal (identitas rekam medis), pelacakan pelayanan kesehatan masyarakat.
h.
Elemen Data
Tambahan
Informasi klinis yang disimpan oleh sistem informasi imunisasi
bukan hanya data tentang imunisasi tetapi juga data perawatan berkelanjutan
yang digunakan untuk pengkajian yang baik berkaitan dengan imunisasi. Data
tersebut antara lain riwayat penyakit, kontraindikasi, alergi, reaksi yang
tidak dikehendaki dan penolakan untuk imunisasi. Selain itu, sistem informasi
imunisasi juga menyediakan informasi tentang vaksin imunisasi antara lain
produsen vaksin dan pemberian dosis yang tepat.
i.
Elemen Pemberitahuan
Data
Catatan imunisasi merupakan data yang dimasukkan secara manual
oleh penyedia pelayanan, biasanya dilakukan setelah mendapatkan data tentang
riwayat imunisasi dan setelah pemberian imunisasi itu sendiri. Hal ini
dilakukan oleh pengguna yang masuk ke aplikasi berbasis web client – server
yang secara langsung akan terakses ke database sistem informasi imunisasi.
j.
Umpan Balik Data
Data yang dilakukan
umpan balik atau ditinjau atau filter, yaitu :
-
Pengukuran kualitas
data pada pengguna HL7
-
Audit data
-
Validasi riwayat
imunisasi
k.
Rute Informasi Sistem
Pengingat, Peringatan dan Jadwal Mendatang
Tipe Rute
|
Penerima
|
Pengirim
|
Isi
|
Pengingat
|
Pelayanan kesehatan
|
Database
|
Seri,
dosis, penjelasan
|
Jadwal mendatang
|
Pelayanan kesehatan
|
Database
|
Seri,
dosis, penjelasan, periode
|
Pasien
|
Seri,
periode
|
||
Pengingat
|
Pelayanan kesehatan
|
Database
|
Seri,
dosis, penjelasan
|
Pasien
|
Peringatan
umum
|
l.
Sistem Pengingat,
Peringatan dan Jadwal Mendatang
Sistem pengingat sangat sederhana. Penerimanya adalah penyedia
layanan kesehatan. Rute ini merupakan proses satu langkah. Ketika pengguna
masuk ke registrasi imunisasi atau memeriksa pasien baru, rute pengingat ini
diaktifkan. Setelah informasi pengingat ditampilkan di web, rute ini selesai.
Sistem jadwal mendatang hampir sama dengan sistem pengingat.
Penerima rute jadwal mendatang ini dapat penyedia layanan kesehatan maupun
pasien. Untuk penyedia layanan, jadwal mendatang akan ditampilkan pada web,
sedangkan untuk pasien akan diberikan dalam bentuk kertas.
Sistem peringatan merupakan sistem yang lebih rumit. Pengingat
akan diberikan 1 bulan setelah diberikan pengingat. Penerima peringatan ini
dapat penyedia layanan kesehatan maupun pasien. Tempat klinik diberikan
peringatan melalui fax sedangkan pasien diberikan peringatan melalui pos.
Menurut Clark, S.J., Butchart, A., Kennedy, A., &
Dombkowski, K.J. (2011), kelemahan pengingat dan peringatan yang ditujukan ke
orang tua/pengasuh pasien melalui pos antara lain alamat yang sudah berubah
biasanya karena sumber data tidak secara teratur diperbarui; si penerima surat
tidak begitu dikenal sehingga surat mungkin akan dibuang atau dikembalikan ke
pengirim; pengantaran surat yang lambat dimana surat biasanya membutuhkan waktu
1 – 3 hari untuk pengantaran bahkan untuk kota yang sama. Dari penelitian
tentang pemilihan teknologi pengingat dan peringatan didapatkan hasil bahwa 33%
orang tua lebih memilih surat pos atau telepon rumah, 16% memilih email dan 8%
memilih menggunakan telepon genggam.
m.
Tantangan yang
harus dihadapi
Tantangan yang
harus dihadapi saat memulai sistem informasi imunisasi ini antara lain yang
pertama adalah melindungi privasi dan kerahasiaan seseorang pada sistem
informasi imunisasi dimana kesulitan yang dihadapi adalah menyeimbangkan
kebutuhan untuk membagikan informasi dengan kebutuhan untuk melindungi privasi
orang tua dan keluarga. Kedua, memastikan partisipasi penyedia layanan dan
penerima layanan imunisasi. sistem informasi imunisasi akan sangat berguna jika
sebagian besar penyedia layanan imunisasi public maupun swasta ikut
berpartisipasi. Memberikan pendidikan kesehatan mengenai pentingnya imunisasi
bagi penerima layanan imunisasi juga akan meningkatkan partisipasi mereka.
Ketiga, tantangan operasional dan teknikal bagi sistem informasi imunisasi
dimana dalam mengoperasionalkan sistem ini diperlukan orang yang ahli dalam
hardware dan software. Terakhir, mempertahankan sistem informasi imunisasi. Sistem
informasi imunisasi terus dikembangkan dan membutuhkan biaya pengembangan
jangka panjang sehingga sumber dana yang berkelanjutan sangatlah diperlukan.
Semoga bermanfaat...
Sumber :
http://dinkes.gunungkidulkab.go.id/sistem-informasi-imunisasi-simundu-pusk/
https://www.scribd.com/doc/313983398/Pentingnya-Sistem-Informasi-Imunisasi

Tidak ada komentar:
Posting Komentar